Mengenal Ulama Nusantara Yang Dikenal Seluruh Dunia

Category: UMUM
Manufacturer: Royal Toys show products

Ulama merupakan pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dari sisi keagamaan maupun sosial dan kemasyarakatan. Sejarah ulama terdahulu merupakan bukti mengapa ada ulama pada zaman sekarang. Seperti dalam hadist Rasulullah riwayat Abu Daud dan At-Tirmidzi bahwa Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Eksistensi ulama terdahulu membuktikan banyaknya ulama besar Indonesia, bahkan diantara beliau-beliau, dikenal oleh umat muslim di seluruh dunia.

 

Syekh Junaid al-Batawi adalah salah satu dari ribuan ulama Betawi. Dari ujung namanya saja sudah bisa ditebak asal dari sosok alim yang satu ini.

Untuk diketahui, sejak abad ke-18 orang Betawi memang banyak yang pergi ke kota suci Mekkah untuk menjalankan ibadah haji. Karena perjalanan yang begitu sulit dengan waktu yang panjang, setelah menunaikan rukun Islam ke-5 tersebut, banyak yang tidak kembali ke tanah air dan bermukim di Mekkah.

Orang-orang asal Betawi yang bermukim di sana pun menggunakan al Batawi sebagai nama keluarga. Sudah menjadi kebiasaan para pemukim saat itu menjadikan nama kota asalnya sebagai nama keluarga. Misalnya, Syech Abdul Somad al Falimbani dari Palembang, Syech Arsyad al banjari dari Banjarmasin, Syech Basuni Imran al Sambasi dari Sambas, dan Syech Nawawi al Bantani dari Banten.

Meski begitu, tidak banyak keterangan detail yang bisa didapat dari sosok Syaikh Junaid. Kiprah Syaikh Junaid Al-Betawi sedikit banyak justru terungkap dari catatan perjalanan Snouck Hurgronje, seorang orientalis terkemuka asal Belanda saat menyusup ke kota Mekkah yang perjalanannya ditulis dan dibukukan dengan judul Mecca in the latter part of 19th Century.

 

 

Al-Bantani kerap disebut sebagai “Imam Nawawi Kedua”. Gelar ini diberikan oleh Syeikh Wan Ahmad bin Muhammad Zain Al-Fathani. Lahir pada penghujung abad ke-18 di Banten. Ia memiliki nama lengkap Muhammad Nawawi bin Umar ibnu Arabi bin Ali Al-Jawi Al-Bantani.

 

Selama di Mekkah, Nawawi Al-Bantani belajar pada beberapa ulama terkenal seperti Syeikh Ahmad An-Nahrawi, Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Maliki, Syeikh Ahmad Ad-Dumyati, Syeikh Muhammad Khathib Duma Al-Hanbali, Syeikh Zainuddin Aceh, dan Syeikh Ahmad Khathib Sambas.

 

Setiap kali mengajar di Masjidil Haram, ia selalu dikelilingi sekitar 200-an orang. Pernah diundang ke Universitas Al-Azhar, Mesir, untuk memberi ceramah atau fatwa-fatwa pada beberapa perkara khusus.

 

 

Lahir di Koto Tuo - Balai Gurah, IV Angkek, Agam, Sumatera Barat pada 1860 dan wafat di Mekkah 1916. Syekh Khatib bernama lengkap al Allamah asy Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah bin Abdul Lathif bin Abdurrahman.

 

Masa kecil Syek Ahmad Khatib diisi dengan gemblengan Syekh Abdul Lathif, ayahnya sendiri. Baru pada usia 10 tahun, ia dititipkan ke beberapa ulama besar di Mekkah. Di antaranya Sayyid Umar bin Muhammad bin Mahmud Syatha al Makki asy Syafi’i, Sayyid Utsman bin Muhammad Syatha al Makki asy Syafi’i, serta Sayyid Bakri bin Muhammad Zainul Abidin Syatha ad Dimyathi al Makki asy Syafi’i.

 

Syekh Khatib dikenal jenius dan rendah hati. Ia tercatat sebagai orang non-Arab pertama yang dipercaya menjadi imam besar di Masjidil Haram, Mekkah.

 

Di tangan Syekh Khatib lahir ratusan karya. Beberapa judul yang sering dijadikan rujukan oleh ulama dunia ialah Hasyiyah an Nafahat ala Syarhil Waraqat lil Mahalli Al Jawahirun Naqiyyah fil Amalil Jaibiyyah, ad Da’il Masmu ala Man Yuwarritsul Ikhwah wa Auladil Akhwan Maa Wujudil Ushul wal Furu, serta Raudhatul Hussab.

 

"Di Indonesia, banyak tokoh besar pernah belajar kepada Syekh Khatib. Di antaranya Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) ayah dari Buya Hamka, KH Hasyim Asyari, serta KH Ahmad Dahlan," tulis Abdul Baqir Zein dalam Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia (1999).

 

 

Nama lengkapnya Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud. Lahir di Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara, tahun 1298 H (1880).

 

Sejak kecil ia belajar kepada saudara iparnya yang bernama Haji Zainuddin. Setelah itu belajar kepada ulama termasyhur di Asahan bernama Syeikh Muhammad Isa, mufti Kerajaan Asahan.

 

Syeikh Muhammad Isa menganjurkan Abdul Hamid untuk menimba ilmu ke Mekkah. Pasalnya, Abdul Hamid memiliki talenta untuk menjadi ulama.

 

Sampai di Mekkah, Abdul Hamid Asahan langsung diterima belajar di halaqah Syeikh Ahmad Al-Fathani. Sayang, dua tahun kemudian Syeikh Ahmad Al-Fathani meninggal dunia (1325 H/1908). Walau berinteraksi hanya sekitar dua tahun, rasa kasih sayang Syeikh Ahmad Al-Fathani begitu kuat.

 

Abdul Hamid Asahan kemudian berguru pada Syeikh Ahmad Khathib bin Abdul Lathif Minangkabawi. Proses belajar ini sempat terganggu karena meletusnya Perang Dunia I (1914 – 1918). Ia terpaksa pulang ke Tanjung Balai Asahan.

 

Abdul Hamid kemudian mendirikan Madrasah ‘Ulumil ‘Arabiyah. Seiring berjalannya waktu, madrasah ini berkembang pesat dan menjadi termasyhur di Sumatera Utara. Abdul Hamid Asahan melengkapi hidupnya dengan menulis berpuluh-puluh buku. Ia wafat pada 10 Rabiul Akhir 1370 (18 Februari 1951).

 

 

Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari

 

Namanya tak hanya dikenal oleh masyarkaat Nusantara, tapi juga kaum muslimin di Filipina, Turki, Arab Saudi, Mesir, dan India. Lahir di Banjar tanggal 15 Safar 1122 (17 Mei 1710).

 

Selama hampir 35 tahun berguru pada ulama-ulama terkenal di Mekkah dan Madinah seperti Syeikh Ataillah bin Ahmad Al-Misriy, Syeikh Muhammad bin Sulaiman Al-Kurdiy, Syeikh Ahmad bin Abd Mun’im Syeikh, dan Muhammad bin Abd Karim Al-Qadiri.

 

Selepas berguru di Mekkah dan Madinah, Al-Banjari kembali ke tanah air. Ia membuka pusat-pusat studi Islam untuk membantu masyarakat menimba ilmu pengetahuan.

 

Al-Banjari berhasil menulis berpuluh-puluh karya. Salah satu yang termasyhur adalah kitab Sabilal Muhtadin, yang kerap menjadi referensi para penulis buku fikih. Pada 6 Syawal 1227 (3 Oktober 1812), Al-Banjari wafat. Untuk mengenang karya dan jasanya, masyarakat Banjarmasin mendirikan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

 

 

 

 

Ask about this product

Comments